Hotmagz – Momen pernikahan merupakan salah satu keputusan paling penting dan sakral yang harus dialami manusia. Sejatinya dengan menikah kita bisa mewujudkan impian dan harapan kita untuk membentuk rumah tangga dan mempunyai anak supaya menjadi keluarga yang bahagia.
Namun pengalaman dan keputusan berbeda dilakukan oleh 3 wanita berikut ini , para wanita berikut ini malah memilih binatang untuk dijadikan sebagai pasangan hidup mereka. Tak diketahui motivasi sebenarnya itu karena paksaan, sekedar cari sensasi ataupun karena keinginan mereka sendiri.
Inilah 3 wanita yang memutuskan menikah dengan binatang.
1. Bimbala Das Menikah Dengan Ular
Wanita bernama Bimbala Das yang berumur 30 tahun ini mengaku jatuh cinta dengan sesosok ular kobra hal ini terjadi lantaran dia merasa jatuh cinta pada ular itu sesudah dirinya digigit oleh ular itu. Anehnya Ibu dan keluarga Das malah ikut bahagia dengan keputusannya tersebut dan sudah membuat pondok dekat bukit-semut untuk tempat tingal mereka. Pernikahan antara manusia dengan makhluk hidup lain bukanlah hal yang tak biasa di negara India.
2. Sharon Tendler Menikahi Lumba Lumba
Sosok wanita bernama Sharon Tendler ini dengan sengaja dan sadar menikahi seekor lumba-lumba yang bernama Cindy. Alasannya katanya didasari atas cinta. Keduanya telah menjalin pertemanan selama 15 tahun, dan tanpa terasa benih-benih cinta tumbuh di antara keduanya.
Momen pernikahan keduanya sendiri begitu unik. Tendler mengenakan penutup kepala khas mempelai wanita kemudian berenang dan memberi ciuman kepada Cindy.
3. Milanja Broskvit Menikah Dengan Kuda
Milanja merupakan seorang Wanita muda dan cantik, bahkan dirinya juga berprofesi sebagai pengacara, dia bahkan mengaku mencari celah hukum dalam undang-undang seks fleksibel negara Denmark yang membuat praktek Zoofilia (hubungan intim manusia hewan) terlindungi hukum, sehingga membuka jalan untuk pernikahan manusia dengan hewan.
Milanja Broskvit bahkan mengaku, bahwa dia dan suaminya Thorgen (seekor kuda), menjadi korban speciesism, prasangka mirip dengan rasisme atau seksisme. Wanita muda itu juga berpendapat ia dan kudanya Thorgen, kuda jantan putih Spanyol berusia empat tahun, menjadi korban penganiayaan oleh Pemerintah Denmark.
“Perbedaan antara spesies kita tidak membuat kita menjadi berbeda. Perlakuan individu didasarkan pada keanggotaan kelompok dan perbedaan fisik tidak relevan secara moral. Alasannya yaitu bahwa keanggotaan spesies tak memiliki arti moral” pintanya kepada Mahkamah Agung. “Ketika Zoofilia dan kebinatangan yang disahkan di negara, itu membuka pintu untuk semua jenis kesalahpahaman tentang status hukum hewan dalam kaitannya dengan manusia di mana otoritas hukum memiliki sedikit atau tidak ada kontrol” ujar ahli terkenal dunia dan penasihat hukum, James Cudwell .