Aneh, Pasukan Tikus diterjunkan untuk menghabisi pasukan ular. Ular Pohon berwarna coklat atau Boiga irregularis ini telah mengobarkan perang yang sangat sukses di hutan Guam sejak mereka menginvasi pulau itu pada tahun 1950. Sekarang ada lebih dari 20 ular untuk setiap are lahan, membunuh spesies asli disana dan mengganggu sistem tenaga listrik.
Untuk mengurangi populasi ular ini, maka dipanggillah “Pasukan Terjun Payung Tikus” yang melayang turun dari helikopter untuk memerangi ular. Parasut mereka terbuat dari karton dan kertas tisu hijau, dan mereka dirancang untuk dapat tersangkut di cabang-cabang pohon. Ya, tikus-tikus ini adalah tikus-tikus yang baru saja mati. Misi mereka sangat sederhana, yaitu Dimakan!
Bagi kita manusia mungkin ini hanyalah dua pil untuk meringankan sakit kepala atau sakit punggung, namun bagi ular, bahan kimia ini dapat mengganggu kemampuan darah ular untuk membawa oksigen. Setelah snack yang tampaknya lezat dijatuhkan di depan pintu arboreal mereka, ular akan segera memakan mereka. Dan dalam 60 jam, ular yang tumbuh antara 3 sampai 6 meter panjangnya ini akan mati.
Setelah sebuah tes sukses dilakukan pada tahun 2001, tikus-tikus mati yang ditanam racun dikerahkan pada tahun 2010 dan dikerahkan lagi tahun ini. Tahun ini sekitar 2.000 tikus dikerahkan untuk mengurangi populasi ular yang menguasai Guam dan ini adalah pengerahan pasukan tikus yang terbesar yang pernah dilakukan.
Ular, yang awalnya berasal dari Australia dan pulau Pacific lainnya, secara tidak sengaja diperkenalkan ke Guam tak lama setelah Perang Dunia II. Meskipun relatif tidak berbahaya bagi manusia, ular coklat penghuni pohon ini telah menghancurkan ekologi hutan Guam, membuat punah delapan spesies burung lokal. Mereka juga adalah penyebab seringnya pemadaman listrik di pulau itu, karena seringnya mereka merayap ke gardu dan kabel-kabel listrik.
Ular pohon coklat, Boiga irregularis menyebar dengan kecepatan sekitar 1,6 km / tahun . Gerakannya ke daerah baru memiliki efek drastis pada jumlah burung hutan di wilayah itu.
Grafik dibawah ini menggambarkan bagaimana perluasan jangkauan ular (warna hitam) menyebabkan penurunan jumlah jenis burung yang ditemukan di lima lokasi di pulau (setiap batang mewakili 10 spesies, hijau proporsi spesies yang terlihat, merah adalah proporsi spesies tidak terlihat).
Ular ini adalah contoh dramatis dari spesies eksotis yang menghasilkan efek skala besar pada ekosistem. Meskipun sebagian besar ular hanya akan makan mangsa yang mereka bunuh sendiri, namun ular pohon ini dikenal juga mau memakan bangkai. Pil Racun pada tikus ditargetkan pada ular yang belum bereproduksi, sehingga dapat mengendalikan populasi.
Diperkiraan ada 2 juta ular di hutan Guam, dan dengan hanya 2.000 tikus, memang tidak akan memecahkan masalah. Tapi ini hanyalah awal, dan ketika diperlukan untuk memerangi spesies yang invasif, teknik-teknik baru seperti divisi udara ini mungkin satu-satunya cara untuk memenangkan perang.