Kisah Pembajakan Pesawat Malaysia Airlines tahun 1977

Kisah Pembajakan Pesawat Malaysia Airlines tahun 1977. Ini adalah kali kedua maskapai penerbangan Malaysia Airlines dibajak. Maskapai ini pernah mengalami kejadian serupa pada 4 Desember 1977. Pemerintah Malaysia belum memastikan hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH 370 karena aksi pembajakan. Namun dari penjelasan yang disampaikan PM Najib Razak diketahui bahwa hilangnya pesawat tersebut karena ada tindakan kesengajaan yang dilakukan seseorang.

Meski tidak secara jelas mengatakan pesawat tersebut dibajak, namun dari berbagai indikator yang disampaikan, sebenarnya cukup menjelaskan bahwa ada sebuah aksi untuk “menghilangkan” MH 370.

Ini adalah kali kedua maskapai penerbangan Malaysia Airlines dibajak. Sebelumnya, maskapai milik Malaysia ini pernah mengalami kejadian serupa pada 4 Desember 1977, tepatnya menimpa MH 653.

Pesawat berangkat dari Penang pada pukul 19.21 menuju Bandara Subang Kuala Lumpur. Setelahnya, para penumpang mendapatkan pengumuman dari pilot bahwa pesawat akan mendarat di Singapura. Namun, pesawat tersebut membatalkan pendaratan.

Ketika itu, jam menunjukkan pukul 19.21 malam. Pesawat Malaysia Airlines Boeing 737 MH 653 lepas landas dari Lapangan Terbang Antarabangsa Subang (LTAS), Pulau Pinang menuju Kuala Lumpur sebelum meneruskan penerbangan ke Singapura. Di dalam pesawat ada 93 penumpang diantaranya para pelancong asing bersama tujuh kru. Setengah jam kemudian, pesawat melintasi Batu Arang dan direncanakan akan mendarat di Bandara LTAS di Selangor.

Dalam perjalanan itu tiba-tiba petugas menara pengawas mendapatkan laporan dari kru pesawat bahwa pesawat sedang dibajak, tepat pukul 19.54. Mendapat penjelasan itu, petugas menara pengawas membersihkan semua landasan agar pesawat tersebut mendarat. Beberapa petugas sempat terkaget-kaget begitu melihat pesawat hendak landing, tiba-tiba terbang kembali mengangkasa, menuju Singappura.

Pada pukul 20.15, seluruh komunikasi terputus, hingga pada pukul 20.36 terdengar ledakan keras di Tanjong Kupang, Johor.

Pihak bandara Singapura sendiri ketika itu, juga sudah memberikan izin kepada pilot untuk mendarat. Namun tak lama kemudian, pesawat hilang dari pantauan radar. Belakangan akhirnya diketahui pesawat terjatuh dan meledak di Tanjung Kupang. Tragedi memilukan itu menelan korban cukup banyak, diantaranya 73 warga negara Malaysia, 3 (Australia), 5 (Inggris), 4 Jerman, 1 (Afghanistan), 3 (India),1 (Thailand, 1 Jepang, 1 (Singapura), 1 (Kanada) dan 3 (Indonesia), 1 (Amerika) dan lain-lain.

Penumpang lainnya adalah Menteri Pertanian Malaysia Datuk Seri Ali Ahmad.
Dari hasil olah TKP, ditemukan sejumlah selongsong peluru yang diduga milik pembajak. Bahkan, ketika itu dikabarkan ajudan Datuk Seri sempat duel dengan para pembajak. Sampai saat ini belum diketahui kelompok dari mana para pembajak pesawat yang telah menelan korban jiwa cukup banyak. Begitu juga apa motifnya.

Dari hasil investigasi diketahui, pesawat menyentuh tanah hampir secara vertikal dalam kecepatan tinggi. Tidak ada satu pun penumpang yang selamat dalam insiden itu.