©2014 Merdeka.com/The Real Singapore |
HOTMAGZ– Beberapa waktu lalu sempat terdengar kasus turis asing kena getok toko di Singapura, dan sekarang cerita yang serupa juga beredar kembali. Jika sebelumnya ada turis asing yang ditipu toko ponsel di Mal Sim Lim dengan ditawarkan ongkos garansi yang dituntut harus mengeluarkan uang dalam jumlah banyak, dan sekarang ada turis asing juga yang di tipu oleh salon spa yang terletak di Mal Marina Square.
Korban penipuannya adalah sepasang suami istri yang asalnya dari Bahrain. Mereka berdua memanjakan diri dengan melakukan perawatan kuku di Quiche Nail Spa. Tapi ketika membayar perawatan tersebut, mereka terkejut karena total yang harus mereka bayar mencapai 1,259 Dolar Singapura atau setara dengan Rp 12 juta.
Padahal sebelumnya mereka melihat harga yang tercantum untuk perawatan kuku itu hanya 128 Dolar Singapura per orangnya. Michelle Ong dan suaminya Ali Hasan Aldhaen merasa telah dibohongi. Bahkan di hotel tempat mereka menginap, biaya untuk manicure hanyalah 75 Dolar Singapura.
“Dengan biaya semahal itu, seharusnya kuku saya dilapisi emas,” tutur Ong seperti dilansir The Real Singapore, Selasa (16/12).
Ketika membayar mereka masih belum sadar jika mereka sudah ditipu karena mereka membayarnya menggunakan Dinar Bahrain. Tapi esoknya, saat melihat kembali tagihan, mereka baru menyadari betapa banyaknya uang yang mereka keluarkan hanya untuk perawatan kuku.
Ong langsung mendatangi kembali salon tersebut dan menemui pengelola Quinche Spa yang menyangkal jika mereka telah menggetok harga pada konsumennya. “Mereka bilang itu ongkos yang wajar karena spa tersebut adalah tempat perawatan kuku premium,” kata Ong.
Setelah beberapa lama berdebat, akhirnya Ong beserta suami hanya mendapatkan ganti rugi sebesar 140 Dolar Singapura.
Kejadian yang sama juga pernah dialami oleh Charlie, warga asli Singapura di Salon Quinche. Selesainya melakukan perawatan, ia dengan istrinya harus membayar 371 Dolar Singapura, melebihi harga yang tercantum di tabel senilai 148 Dolar Singapura.
“Pelayan bilang istri saya setuju mendapat tambahan layanan dengan biaya ekstra. Saat saya tanya, istri saya bersumpah tidak pernah menyetujuinya,” jelas Charlie.
Para netizen Singapura banyak yang mulai mengritik toko nakal tersebut. Karena adanya kasus yang seperti ini, akan mengurangi minat turis untuk berkunjung ke negara mereka.
Ali tidak ingin membuat masalah dengan Salon Quinche bertambah panjang. Ia mendengar Badan Perlindungan Konsumen Singapura (CASE) justru tidak akan merespon keluhan turis. Ali berharap pengusaha di Singapura bisa menghentikan kebiasaan buruk beberapa rekan mereka.
“Jangan sampai kejadian yang menimpa kami terulang supaya reputasi Singapura tidak ternodai. Tarif manicure kami itu setara gaji pegawai sebulan,” tutur pria 45 tahun itu.