Unik, Wanita ini menunganggi Sapi saat menikah. Di hari pernikahan, mempelai wanita biasanya datang ke lokasi pernikahan menggunakan mobil atau kereta kuda berhias bunga dan pita. Tapi tidak di China. Seorang pengantin wanita, tiba di depan altar dengan menunggangi seekor sapi.
Alasannya, karena sang pengantin pria ingin menghidupkan kembali legenda kuno China yang pernah dia dengar. Pengantin pria tersebut, Zheng Fu, 37, mengungkapkan keinginannya pada sang calon istri, Yi Yang, 35. Dilansir Daily Mail, awalnya Yi terkejut. Namun ketika Zheng menceritakan alasannya, Yi merasa terharu dan mengiyakan permintaan kekasihnya itu.
Jadilah di hari pernikahannya dengan Zheng, Yi, dengan berbalut gaun pengantin serbaputih dan bunga di tangan, melompat anggun ke punggung seekor sapi, dan kemudian diantar ke gereja, dimana Zheng sudah menunggu.
Sontak pemandangan unik itu menjadi tontonan di jalan. Tapi, Yi mengaku bahagia.
“Ini adalah pernikahan yang sangat unik. Saya bahagia Zheng mengusulkan hal ini,” ujarnya.
Zheng sendiri mengatakan legenda China tentang seorang pengembala sapi miskin bernama Niulang sudah merasuk dalam hatinya. “Kisah Niulang adalah cerita tentang cinta sejati. Saya ingin Yi menaiki sapi, karena saya akan menjadi Niulang baginya, seseorang yang akan mencintai dia selamanya, dengan segenap hati dan jiwa,” kata Zheng.
Tidak dinyana, kisah cinta Niulang mirip dengan cerita rakyat Indonesia berjudul Jaka Tarub. Menurut legenda, Niulang adalah pemuda yang sangat miskin. Dia bekerja sebagai penggembala sapi. Kendati tidak berpunya, Niulang sangat perhatian terhadap sapi-sapi yang dia gembalakan. Suatu hari, seekor sapi mengatakan padanya, akan ada tujuh bidadari cantik yang turun dari kahyangan meniti pelangi.
Terpesona pada kecantikan salah satu bidadari, Niulang mencuri selendang milik sang bidadari yang membuatnya tidak bisa kembali ke kahyangan. Niulang mengatakan pada bidadari tersebut dia akan mengembalikan selendangnya hanya jika sang bidadari menikahinya.
Bidadari tersebut setuju. Dia menikahi Niulang dan memberinya dua anak. Sayangnya, Raja Langit, ayah dari ketujuh bidadari, mengetahui bahwa pelangi kehilangan satu warna, dia pun memaksa putrinya kembali pulang.
Sang bidadari yang kini jatuh cinta pada kebaikan Niulang memohon pada ayahnya agar diizinkan tetap tinggal di bumi. Dia berjanji akan kembali ke kahyangan satu hari setiap tahunnya, dengan meniti pelangi, di atas punggung sapi, yang mempertemukan dia dengan cinta sejatinya, Niulang.