5 Tempat Unik Yang Didedikasikan Untuk Kucing

Posted on

Museum Kucing di Amsterdam


Kucing telah lama hidup berdampingan dengan manusia sejak berabad-abad lamanya. Berikut kami himpun lima tempat yang didedikasikan untuk kucing. Yuk simak bersama!
1. Museum kucing di Amsterdam
museum kucing amsterdam
Museum kecil ini bertempat di rumah seorang bangsawan tua di Herengracht di Amsterdam, di daerah di mana bank-bank dan kantor pengacara top berdiri saat ini. Didirikan pada tahun 1990 oleh William Meijer, seorang pengusaha kaya asal Belanda, yang ingin mempertahankan memori tentang kucing kesayangannya yang bernama Tom. The Cat Cabinet menampilkan patung, lukisan, poster dan buku tentang kucing.
2. Cat Cafe Nekobayaka di Himeji Prefektur Hyogo, Jepang

Akhir-akhir ini, beberapa kafe kucing dibuka di beberapa negara, terutama Jepang. Pecinta kucing pun bisa menghabiskan waktu mereka dengan bermain bersama kucing hitam yang dipelihara di kafe tersebut. Menariknya, di kafe ini, pelanggan hanya akan menemukan kucing berwarna hitam. Kafe bernama Cat Cafe Nekobayaka ini berusaha mengangkat popularitas kucing hitam yang seringkali ditakuti atau bahkan dijauhi karena dianggap memiliki aura mistis dan membawa kesialan.
Mereka yang tertarik untuk mengunjungi kafe unik ini hanya perlu merogoh kocek 1.000 yen (Rp 115.483) untuk setengah jam pertama dan 500 yen (Rp 57.741) untuk setiap setengah jam waktu tambahan. Minuman ringan yang disajikan di kafe ini dibanderol 500 yen per gelas, sementara untuk minuman beralkohol dijual 600 yen (Rp 69.289).
3. Tashirojima, pulau kucing resmi di Ishinomaki, Prefektur Miyagi, Jepang

Pulau ini dikenal luas sebagai Cat Island karena jumlah populasi kucing liar yang tumbuh subur di Tashirojima. Di daerah ini terdapat kepercayaan lokal yang mengatakan bahwa memberi makan kucing akan membawa kekayaan dan keberuntungan. Oleh karenanya, populasi kucing di pulau ini meledak hingga melebihi jumlah penduduk yang tinggal di pulau tersebut.
Ada sekitar 100 penduduk yang tinggal di Pulau Kucing, dan kebanyakan dari mereka sudah berusia lebih dari 70 tahun. Di sini hanya ada satu orang yang berusia 37 tahun, dan sisanya telah berumur lebih dari 60 tahun. Dengan lebih dari 50% populasi manusia yang berusia lebih dari 65 tahun, kelangsungan hidup pulau ini sedang terancam. Bisa jadi, suatu hari pulau ini hanya akan dihuni oleh kawanan kucing liar yang terus beranak pinak.
4. Houtong, di Distrik Ruifang, Taiwan

Houtong adalah sebuah kota pertambangan kecil yang akhirnya menjadi kota kucing. Di sini, wisatawan dapat menemukan jalur kereta api kuno Yilan yang dibangun pada masa penjajahan Jepang yang dioperasikan untuk mengangkut pasokan barang dari Taiwan utara. Ketika industri pertambangan batu bara mulai jatuh pada tahun 1990, pembangunan di Houtong ikut terpuruk. Penduduk yang berusia muda mulai pindah ke luar kota untuk mencari peluang kerja lainnya, dan hanya beberapa ratus penduduk yang memutuskan untuk tetap tinggal di sini. Keterpurukan itu rupanya berlangsung selama beberapa dekade berikutnya.
Pengunjung blog lokal tersebut berhasil menarik pecinta kucing untuk mendatangi Houtong untuk memotret, membelai dan bermain-main dengan hewan berbulu lembut itu. Dalam waktu singkat, Houtong menjadi destinasi wisata bagi para pecinta kucing dan fotografer amatir. Kini, kota pertambangan itu dihuni sekitar 100 ekor kucing yang berkeliaran bebas di jalanan. Sebagaimana dilansir amusingplanet, selama akhir pekan, ribuan wisatawan selalu memadati kota Houtong. Mereka bahkan tampak antusias saat berburu gambar hewan lucu tersebut dan bermain bersama mereka di jalan-jalan kota.
5. Kafe Neko, kafe kucing pertama di Wina

Cafe Neko (Neko berarti kucing dalam bahasa Jepang) dibuka pada awal bulan ini di pusat kota Wina, seperti yang dilansir di Telegraph. Pelanggan dapat berinteraksi dengan lima kucing yang menjadi penghuni kafe tersebut, yakni Sonja, Thomas, Moritz, Luca dan Momo. Kelima kucing tersebut berasal dari penampungan hewan. Kini mereka bebas berkeliaran di kafe dan tidur siang. Kafe ini dibuka oleh seorang penduduk Wina, Takako Ishimitsu, yang dulunya berasal dari Nagoya, Jepang. Wanita berusia 47 tahun ini pindah ke Wina sekitar 20 tahun yang lalu. Ia harus menghabiskan waktu tiga tahun untuk bernegosiasi dengan pejabat kota atas kebersihan kafenya. Hal itu ia lakukan agar ia mendapatkan izin untuk membuka kafenya.
Takako memutuskan untuk membuka sebuah kafe kucing supaya bisa memperkenalkan beberapa aspek budaya Jepang ke Wina. “Saya memiliki berbagai ide untuk menampilkan konsep Jepang yang tidak diketahui orang Austria. Proyek kafe kucing adalah yang paling sulit untuk diwujudkan. Pada saat yang sama, saya juga bisa melakukan sesuatu yang baik untuk penampungan hewan di Wina. Sebuah penampungan hewan yang telah saya dukung selama bertahun-tahun,” kata pemilik kafe kucing, Takako Ishimitsu.
Inilah lima tempat yang sepenuhnya didedikasikan untuk kucing. Tertarik untuk mengunjunginya?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.