Hotmagz – Para pengusaha kopi juga ikut merasakan beratnya kenaikan gaji minimal buruh tiap-tiap tahunnya. Untuk mengatasinya bos Kapal Api, Soedomo Mergonoto mengakui akan memilih memakai teknologi supaya produksi terus jalan.
“Mau tidak mau agar bertambah serta efektif, kami gunakan robot, ” kata CEO PT Santos Jaya Kekal itu dikutip dari Tempo seusai jadi pembicara dalam Temu Jaringan Saudagar Muhammadiyah di Surabaya, Sabtu, 12 Desember 2015.
Soedomo menyampaikan, otomatisasi memakai robot itu dikerjakan untuk menghindari tingginya angka UMK yang selalu naik. Efisiensi itu akan kurangi 60 % tenaga kerja. Tetapi ia bakal mengaplikasikan tehnologi robot pada perusahaannya dengan cara bertahap. “Mungkin perlu kira-kira 3-4 tahun lagi, ” tutur dia.
Disamping itu di sektor hulu, Soedomo memakai kiat lain. Ia pilih mengaplikasikan sejenis Corporate Social Responsibility, seperti yang dikerjakannya pada beberapa pekerja perkebunan kopi punya Kapal Api di Toraja, Sulawesi Selatan.
“Saya ambil satu kebijakan, setiap karyawan saya berikan tempat 3 hektar untuk dikelola sendiri tidak ada UMR lagi. Kelak akhirnya kami tampung sesuai harga pasar, ” kata Soedomo. Sedang di saat senggang, perusahaannya memberi mereka dana untuk beternak kambing, sapi, kerbau, atau babi.
Pria kelahiran Surabaya itu pernah memaparkan minimnya perusahaan kopi yang mempunyai perkebunan sendiri. Ia menyebutkan susahnya jadi petani kopi di dalam tuntutan kenaikan UMK.
“Perusahaan yang menanam kopi saat ini tidak ada. Lantaran UMR setiap tahun naik, sedangkan kopi itu metiknya satu-satu. ” Beberapa pemetik kopi itu mendorong aspek biaya jadi mahal.
Walau demikian, tahun 2015 bukanlah tahun yang terlampau jelek untuk industri kopi. Soedomo optimistis, PT Santos Jaya Kekal memperoleh kenaikan omset sampai akhir Desember kelak. “Kalau untuk kopi tak ada masalah. Pendapatan kami bertambah 10 % hingga akhir tahun ini, ” katanya.
Sumber : Tempo. co