Hotmagz.com – Masih segar di ingatan peristiwa serangan bom di Thamrin, Jakarta Pusat pada pertengahan Januari kemarin, kita menyaksikan bagaimana Kepolisian Indonesia tampak begitu keren mengalahkan para teroris dengan balutan baju bertuliskan Turn Back Crime (TBC). Nah, sejak peristiwa itulah atribut yang bertuliskan Turn Back Crime seolah jadi ikon fashion terbaru.
|
Saat bom Thamrin dan sosok Kombes Khrisna |
Baik itu produk asli maupun imitasi, baju-baju Turn Back Crime saat ini banyak digunakan masyarakat Indonesia. Mulai dari yang tua sampai yang muda, siapapun bangga memakai baju dengan slogan yang digagas jaringan kepolisian dunia alias Interpol itu.
Namun kabarnya baru-baru ini pihak Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengeluarkan larangan masyarakat biasa memakai atribut TBC. Apakah itu benar?
Jajaran anggota polisi yang juga pakai baju TBC © Merdeka
“Ya, memang sudah masuk di kita surat larangan penggunaan atribut khusus polisi atau Interpol itu untuk digunakan masyarakat umum. Kapolri melarang penggunaan pakaian TBC karena baju itu sering disalahgunakan untuk memperlancar aksi kriminal. Masyarakat yang melanggar bisa dikenai sanksi pidana penjara tiga bulan,” ujar AKBP Sulistyaningsih, Kabid Humas Polda Lampung, seperti dilansir Antara.
AKBP Sulistyaningsih juga menjelaskan bahwa baju biru dongker bertuliskan Turn Back Crime dan Polisi itu cuma dikhususkan bagi petugas Interpol dan jajaran anggota Polri saja, bukannya masyarakat umum. Namun apa yang diungkapkan AKBP Sulistyaningsih ini malah berbeda dengan penjelasan Jenderal Badrodin yang mengaku tak pernah merilis pernyataan larangan memakai baju TBC.
“Turn Back Crime itu bukan seragam polisi, bukan juga seragam interpol. TBC itu cuma motto dari interpol dan siapapun boleh pakai, tak ada larangan sekalipun di belakangnya ada tulisan polisi, nggak apa-apa. Saya tidak melihat dampak negatif, melainkan positif karena siapapun yang pakai TBC itu mengingatkan bahwa kejahatan harus dicegah,” papar Jenderal Badrodin di Mapolda Metro Jaya, Jakarta hari Selasa (24/5), dikutip dari Merdeka.
Kampanye TBC sendiri dimulai oleh Kombes Khrisna Murti, Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Pernah ditugaskan bergabung dengan pasukan PBB di New York, Amerika Serikat, pak Khrisna menerapkan konsep polisi modern di Indonesia. Tak banyak yang tahu kalau kampanye TBC di seluruh dunia sudah dimulai sejak Juni 2014 dengan Polda Metro Jaya mulai makin menggecarkan pada November 2015 lalu.