HOTMAGZ-Joseph S. Diller sebagai ahli geologi membuat studi tentang geologi pertama kalinya di danau kawah Oregon (Oregon Crater Lake) yang berada di Amerika Serikat pada tahun 1886. Di tengah-tengah danau tersebut ia melihat adanya pohon yang berdiri dan tidak seluruhnya tertanam karena dapat bergerak menuruti arah angin dan ombak disepanjang danau tersebut.
Diketahui dari Terselubung.in yang dikutip dari Alam Mengembang Jadi Guru bahwa batang pohon hemlock kuno ini masih ada disana dan terlihat mengambang dan melonjak-lonjak dengan posisi sangat vertikal. Kira-kira batang pohon ini ada di sana sudah sekitar 100 tahun. Memiliki diameter sekitar 2 kaki dan tinggi sekitar 4 kaki di atas permukaan air jika posisi berdiri. Walaupun ujung tunggul saat ini sudah mulai pecah dan rapuh namun masih bisa untuk menopang berat badan seseorang.
Perkiraan awal bahwa pohon tersebut memiliki akar yang mencapai dasar dan itu juga menjadi bukti bahwa permukaan Danau Kawah telah naik dari waktu ke waktu. Namun setelah diamati ternyata tidak begitu, karena pohon tersebut dapat bergerak. Dari dulu hingga saat ini, Danau kawah menjadi tempat wisata dan ‘Pak Tua’ menjadi selebriti.
Yang menjadi keunikannya adalah sampai sekarang ‘Pak Tua’ dapat mengapung tegak diatas air dan tidak basah kuyup, tenggelam bahkan membusuk. Dalam teori pada umumnya bahwa pohon akan jatuh karena terjadinya longsor dan jika ia pun jatuhnya akan berbarengan dengan material lainnya seperti batu yang mungkin akan terperangkap di antara akar-akarnya, yang membuatnya berat dan melonjak-lonjak . Seiring waktu, akar membusuk dan batu-batu jatuh ke kedalaman, tapi kemudian bagian pohon yang terendam telah menjadi basah kuyup, dan berat air terus membuatnya vertikal. Sedangkan bagian yang berada di atas air kering di bawah sinar matahari, dan memberikan Pak Tua daya apung yang cukup untuk tetap bertahan. Air danau yang dingin mencegah kayu dari membusuk.
Sebuah pemandangan yang unik dan aneh karena Pak Tua dapat berjalan-jalan ke seluruh bagian danau. Tahun 1938, naturalis John Doerr menghabiskan tiga bulan pelacakan pola perjalanannya, dan menemukan bahwa dalam jangka waktu tersebut, pohon melakukan perjalanan sejauh 62 mil, dan pada satu hari yang sangat berangin, Pak Tua bepergian 3,8 mil.
Adapula cerita yang mengatakan bahwa Pak Tua ini dapat mengendalikan cuaca, karena saat tahun 1988, selama ekspedisi penyelaman berlangsung di danau, para ilmuwan mengikatnya dekat pulau Wizard untuk menghindari pohon menabrak kapal selam. Cerita berlanjut bahwa saat mereka mengikatnya, langit mulai gelap, dan badai bertiup. Langit secara ajaib cerah kembali saat Pak Tua dilepaskan.