|
Ilustrasi Helm |
HOTMAGZ-Bakat dalam diri seseorang biasanya akan menghasilkan sesuatu yang baru yang belum pernah ada sebelumnya. Jika memang sudah bakatnya, dengan ia melihat apa pun di sekitarnya bisa menjadi ide untuk membuat sesuatu. Seperti yang satu ini, dua orang mahasiswa Universitas Surabaya yang telah berhasil menciptakan helm antikantuk. Awalnya Kristiawan Manik dan Ricky Nathaniel Joevan melihat berita di tv yang memberitakan telah terjadinya sebuah kecelakaan motor yang di sebabkan sang pengendara merasa ngantuk.
Setelah melihat berita tersebut, langsung terpikir dalam otak mereka untuk menciptakan sebuah helm yang membuat si pemakainya tidak akan merasa ngantuk saat memakainya. Namun memang helm semacam ini sudah ada sebelumnya, tapi harganya yang kurang terjangkau membuat hanya kalangan tertentu yang dapat memilikinya, karena di dalam helm tersebut digunakan gelombang syaraf otak.
Helm yang menggunakan gelombang syaraf otak tersebut dibandrol Rp 10 juta per unitnya. Apa upaya yang dilakukan kedua mahasiswa ini untuk menurunkan biaya yang terbilang mahal tersebut?
Ya, denyut nadi yang berasal dari dalam tubuh manusia dimanfaatkan untuk dijadikan sensor kantuk ketika seseorang sedang mengendarai. Normalnya denyut nadi seseorang adalah 80 denyut/ menitnya, namun ketika jumlah denyut nadi menurun dari keadaan normalnya, itu berarti menunjukkan bahwa ia sedang mengantuk. Tapi hebatnya, alat ini bisa menyesuaikan dengan denyut nadi setiap orang, karena denyut nadi orang satu dengan yang lainnya tidaklah sama.
Anti-Drowsing System (Androsys) adalah nama dari alat tersebut. Alat tersebut bereaksi dengan mengetahui denyut nadi si pengendara dengan menggunakan sensor yang ada didalamnya. Ketika alat ini mendeteksi si pengendara ngantuk, alat ini akan menghasilkan getaranyang berasal dari batok kepala helm anti-kantuk ini. Dengan adanya getaran, ini akan menyadarkan si pengendara dari rasa kantuknya.
Saat ini, sensor baru dapat dipasang di leher pengemudi. Namun nantinya setelah sudah berkembang, akan ditaruh di helm pada bagian tali. Dalam pembuatan helm ini, mereka berdua mendapatkan sumbangan dana sebesar Rp 9,5 juta yang berasal dari Kemdikbud melalui PKM-KC (Program Kreativitas Karsa Cipta).
Walau mereka tidak masuk ke dalam PIMNAS yang diadakan di Semarang, mereka tidak pernah menyerah. Ia berinisiatif untuk mengikuti produk hasil ciptannya itu ke International Invention Inovation and Design (IIID).
“Hasilnya, produk kami dinyatakan sebagai temuan baru dan sukses dinobatkan menjadi peraih medali emas untuk kategori Invention. Itu jauh melebihi target kami. Harapannya, kami akan mengembangkan Androsys untuk pengemudi bus dan truk yang sering jalan malam,” kata Ricky.
Dan kabarnya helm anti-kantuk ini akan ada di pasaran dengan harga yang tidak akan lebih dari Rp 500 ribu. Kira-kira setara dengan helm pada umumnya.