|
Peserta #Christians4Ramadan. ©2015 Merdeka.com |
Hotmagz – Mulai sejak Juni silam, pemakai Twitter akrab dengan sinyal pagar #Christians4Ramadan. Ini merupakan tagar untuk beberapa pemeluk agama Kristen, untuk sharing cerita pengalamannya turut berpuasa Ramadan seperti penganut Islam.
Beberapa orang turut menyemarakkan gerakan ini yaitu beberapa ekspatriat di negara-negara sebagian besar muslim seperti Timur Tengah ataupun Indonesia, yang mencoba menjalani puasa wajib. Tagar ini sudah dipakai tak kurang dari 2 ribu kali.
Penggagas gerakan dunia maya ini yaitu Katy Niles. Dia warga Amerika Serikat yang mengajak pemeluk kristen lain bersolidaritas dengan umat Islam. Langkahnya dengan rasakan menahan lapar serta haus seperti tata cara muslim.
Niles menyatakan kepada BBC, Pada mulanya ia terperanjat waktu tahu umat muslim bikin tagar #Muslims4Lent, yaitu muslim yang turut berpuasa 40 hari mendekati Paskah. Tagar yang ramai di AS serta Eropa itu menyentuh hatinya.
” Saya sangatlah terharu. Jadi saya menyampaikan pada diri sendiri, ” Oke! Saya bakal bergabung dengan Anda waktu Ramadan! ” katanya.
Niles juga mengenal sebagian keluarga muslim di AS. Mereka sangatlah tidak sama dengan deskripsi media yang terus-terusan melukiskan pemeluk Islam sangatlah mensupport radikalisme. Dari tagar ini juga, dia bersua banyak pemeluk Kristen yang menyepakati gagasannya.
” Sesudah saya memakai #Christians4Ramadan, saya temukan banyak umat Kristiani yang juga lakukan puasa berbarengan umat Muslim. Jadi kami mulai berkomunikasi di sosial media serta saling memberikan semangat, ” ungkap Niles.
Niles yang berprofesi juga sebagai guru mengakui tak seutuhnya menahan lapar serta haus dari subuh hingga tiba maghrib. Lantaran tuntutan pekerjaan, wanita yang masih tetap melajang ini mesti minum air putih di sela-sela kerja.
Gerakan ini bukan hanya meningkatkan saling pengertian antar umat beragama, terutama di Barat, gerakan ini juga menurut Niles untuk meningkatkan spiritualitas tiap-tiap orang. “Saya mau upaya belajar berpuasa ini menjadi proses belajar tentang spiritualitas orang lain, budaya dan cara hidup orang lain, dan juga tentang spiritualitas saya,” terangnya.
Sumber : http://www.merdeka.com/dunia/warga-kristen-barat-tengah-gandrung-ikut-berpuasa-ramadan.html